"Buat apa kamu belajar musik, sudah aja kamu belajar matematika atau fisika, biar kamu jadi anak pintar."
"Ah, bu saya nyuruh anak saya belajar musik biar dia ada kesibukan aja, dari pada dia main gak karuan."
Pernahkah
Anda mendengar kedua kalimat di atas atau bahkan Anda sendiri yang
pernah mengalaminya? Kita mungkin menyadari bahwa memang pendidikan
musik dan les vocal
sampai saat ini masih menjadi sesuatu hal yang baru bagi kita yang
hidup di Negri tercinta ini. Bagi sebagian masyarakat dan para pemangku
kebijakan, musik bukan merupakan sesuatu hal yang penting, musik
hanyalah sebagai hiburan, musik hanyalah pengisi waktu bagi anak-anak.
Musik tidak akan memberikan kontribusi untuk kehidupan masa datang,
musik tidak akan memberikan sesuatu profesi yang menjanjikan. Bahkan
dilingkungan sekolah pun masih banyak yang menganggap bahwa belajar vocal dan musik bukan suatu mata pelajaran yang begitu penting, betulkah?
Banyak
guru dan orang tua anak baik itu yang belajar disekolah formal ataupun
informal yang memandang sebelah mata tentang pendidikan musik dan les vokal.
Sehingga apabila anaknya memiliki kekurangan pada mata pelajaran
tertentu, maka orang tua menganggap anaknya "kurang pandai", tetapi
apabila anak memiliki nilai bagus pada mata pelajaran seni baik itu belajar vokal, kursus vokal, belajar seni suara, kursus seni suara atau les seni suara,
orang tua menganggap hal tersebut bukan yang luar biasa, padahal anak
tersebut mempunyai potensi dalam mata pelajaran tersebut yang bisa
dikembangkan lebih lanjut. Nah, disinilah perlunya kesadaran guru dan
orang tua untuk mengetahui potensi apa yang terdapat pada anak-anaknya.
Hal yang sama terjadi pada sekolah informal, misalnya bina seni suara. Karena anggapan awalnya para orang tua mengkursuskan anaknya di bina seni suara
hanya untuk mengisi waktu luang saja, maka pengawasan dirumah pun tidak
serius, misalnya mengatur jam latihan atau meminta dan mengawasi
anaknya untuk berlatih les vocal.
Kenapa harus orang tua? Karena waktu terbanyak adalah di rumah dalam
hal ini orang tualah yang mempunyai waktu terbanyak untuk mengawasi
anaknya, guru les belajar vocal hanya bertemu 40-60 menit saja dalam seminggu. Kerjasama orang tua dengan guru les kursus vokal sangat ditekankan dalam hal ini apabila ingin mencapai kesuksesan dalam pendidikan musik dan belajar seni suara.
Berbicara
mengenai mata pelajaran di sekolah, pada kurikulum 2007, terdapat
sejumlah mata pelajaran yang salah satunya mata pelajaran Seni dan
Budaya. Jika diamati uraian bahasannya, mata pelajaran Seni dan Budaya
ini terdiri atas bahan ajaran pendidikan seni rupa, kursus seni suara, seni musik, seni tari, les seni suara dan seni teater.dengan adanya anggapan hal tersebut, studimaya-musik tek membuka kelas baru yang dapat diperuntungkan bagi anak-anak yang mempunyai bakat ingin belajar musik dengan mengikuti kelas musik for kids
untuk info lebih lanjut bisa lihat di studimaya.comstudimaya.com atau fb: studimaya
file ini saya copas dari http://domba-bunting.blogspot.com/2009/02/pentingkah-pendidikan-musik-untuk-anak.html
0 komentar:
Posting Komentar